Silas Papare, Tokoh Heroik Selama Penyatuan Papua Barat dan Indonesia

Perjuangan untuk membebaskan Papua Barat dari kekuasaan Belanda setelah Kemerdekaan pada tahun 1945 sangat berat. Bahkan yang paling parah adalah ketika Belanda mencela rangkaian kesepakatan dari perundingan Linggarjati hingga konferensi meja bundar Belanda-Indonesia. Alih-alih mendapatkan seluruh kebebasan yang sering dijanjikan oleh kolonial Eropa, Indonesia harus menghadapi kerumitan dengan menerima kenyataan bahwa negara baru itu hanya mengatur tiga wilayah – Jawa, Madura, dan Sumatera. Selain wilayah yang dibatasi, kontrol terhadap rakyat tampak kabur karena campur tangan Belanda tak terhindarkan.

Berbagai cara ditempuh untuk mematahkan klaim Belanda yang menyatakan bahwa Papua Barat tidak layak menjadi bagian dari kedaulatan nusantara karena perbedaan ras. Dan pada akhirnya untuk menyelesaikan situasi politik yang keras ini, Amerika Serikat menawarkan bantuan untuk mengklarifikasi setiap masalah. Melalui perjanjian New York yang berhasil dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 1962, Indonesia akhirnya memiliki kesempatan untuk mengambil kendali sementara atas West Papua pada tahun 1963. Salah satu fakta yang menarik perhatian dengan mengacu pada perjanjian di markas besar PBB di New York adalah Delegasi Papua dengan bangga mewakili Indonesia bernama Silas Papare.


Siapa Sebenarnya Silas Papare Itu?

Tokoh asli Papua Barat ini mungkin tidak setenar Frans Kaisiepo atau Johannes Abraham Dimara. Namun, perannya yang signifikan dalam menyatukan Papua Barat dan Indonesia tidak dapat dikesampingkan. Lahir di Serui pada 18 Desember 1918, kebanggaan Melanesia sangat aktif dalam memerangi imperialisme dan kekejian Belanda. Kepedulian Silas Papare terhadap masa depan Indonesia sebagai bangsa yang menentukan nasib sendiri diapresiasi oleh banyak pihak. Pahlawan nasional mempertahankan nilai-nilai prinsipnya tentang patriotisme dan nasionalisme juga.

Kegigihannya dalam mempertahankan eksistensi Indonesia dari Sabang sampai Merauke (termasuk Papua Barat) telah mengejutkan penduduk Indonesia yang tak terhitung jumlahnya. Tidak heran; nama agungnya pernah diabadikan di kapal perang milik TNI AL bernomor urut 386 – belum lagi denominasi akademi ilmu sosial dan politik yang lebih dikenal dengan STISPOL (Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik) yang duduk anggun di Jalan Diponegoro di Jayapura. Penghormatan lain dapat ditelusuri melalui nama jalan di kota Nabire – Jalan Silas Papare.

Biografi inspiratif aktivis kemerdekaan Papua Barat ini dimulai ketika ia menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1935 mengambil jurusan perawat. Dia adalah individu yang sangat makmur yang mengambil kesempatan langka untuk menempuh pendidikan yang lebih baik. Karena hampir semua orang tahu bahwa di masa lalu, cukup sulit bagi penduduk asli untuk mendapatkan akses yang lancar ke bangunan tersebut. Dikotomi Belanda yang memisahkan status sosial masyarakat berdasarkan ras masih menjadi kontroversi. Sayangnya, hanya bangsawan dan bangsawan yang bisa menikmati hak istimewa itu. Dengan prestasi gemilang sebagai lulusan, orang Papua Barat itu mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai pegawai pemerintah Belanda. Sungguh suatu kehormatan bagi penduduk setempat untuk memiliki pekerjaan seperti itu.

Baca juga tokoh Papua lain: Nicolaas Jouwe dan Frans Kaisiepo


Perjuangan Silas Papare Menghadapi Rezim Belanda

Tindakan awal yang menonjol yang dilakukan oleh tokoh Melanesia ini adalah ketika ia menjadi pemimpin gerilya dalam melawan kekuasaan Hindia Belanda tepat setelah empat bulan proklamasi kemerdekaan tepatnya pada bulan Desember 1945. Orang Papua yang cerdas ini dianggap sebagai ancaman yang membahayakan bagi Belanda. pihak saat ia berhasil mengatur pemberontakan dan membawa batalyon tentara Belanda Papua untuk melakukan hal yang sama. Akibatnya, Silas Papare dikirim ke penjara selama beberapa tahun yang menyedihkan.

Meski pria ini harus menjalani kehidupan yang berat di dalam ruangan penjara yang dingin dan gelap di Serui untuk beberapa saat, si pemberani menemukan banyak inspirasi dan keyakinan yang kuat tentang pentingnya membebaskan West Papua dari kekuasaan Belanda. Tekadnya yang kuat semakin kuat ketika perkenalannya dengan sosok penyemangat dari Sulawesi Utara bernama Dr. Sam Ratulangi tak terbendung. Gubernur terhormat yang diasingkan oleh imperialis Belanda karena perjuangannya yang keras melawan penjajahan telah membentuk pikiran Silas Papare.


Rangkaian Aksi Kepahlawanan Silas Parare Bela Indonesia

Setelah keluar dari penjara, Silas Papare memiliki kesungguhan yang kuat untuk mengusir penjajah Belanda dari Indonesia. Ia mendirikan sebuah partai bernama PKKI (Partai Kemerdekaan Indonesia Irian) untuk menyuarakan perjuangannya. Sayangnya, sebelum orang ini memperoleh prestasi yang nyata, dia dijebloskan ke penjara oleh Belanda. Namun tak lama kemudian, pemberontak berhasil melarikan diri ke Yogyakarta bersama keluarganya dengan kapal laut. Perjuangannya berlanjut di ibu kota lama Indonesia dengan membangun sebuah yayasan untuk membebaskan Papua. Dengan usaha kerasnya, pahlawan Papua itu ditunjuk oleh Soekarno sebagai utusan dalam kesepakatan New York untuk mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda.

Kesimpulannya, Silas Papare memainkan peran besar dalam memerangi pendudukan Belanda. Dengan tekad yang tinggi dan semangat yang tak terbatas dalam membela Indonesia, ia bisa membawa Papua Barat kembali ke kedaulatan nusantara.

Baca juga: Koteka

Kunjungi juga: West Papua

Komentar